BREAKING NEWS

Wild Wild West

Latino Girl

Russian Girl

Wednesday 31 August 2016

No Nude Pic of Beauty of Asian Girls




Sexy And Beauty Asian Girl



Hot Asian Girl wear bikini and really sexy.

Tuesday 23 August 2016

No Nude : Foto Dewi Persik

Ini akan ditampilkan foto - foto Dewi Perssik. yang diambil dari akun instragram sang idola.
Silahkan nikmati guys.





Foto Dewi Persik
Dewi Perssik
Foto Depe, Persik

Sunday 21 August 2016

Cerpen Dewasa : Aku Ada Untukmu Sayang


Awal hubungan ini bermula dari perkenalan kami di sebuah perusahaan tempat dia bekerja dengan posisi staff SDM, jadi semua hal yang berurusahan dengan SDM harus melalui dia. Dia bernama Diana, seorang perempuan yang mendekati sempurna, wajah cantik, kulit putih bersih, hidung mancung dengan tatapan mata yang lembut namun mengandung misteri yang dalam. Tubuhnya tinggi semampai namun padat berisi dengan dada yang membusung, pinggul dan pantat bulat padat dibalut pakaian kerja yang sopan tapi justru terlihat seksi. Dan tak bisa kututupi rasa kagumku saat itu ketika pertama melihat dia. Dan rasanya cukuplah dalam khayalan saja bisa kudapatkan wanita seperti itu.

“Nama saya Dion,” kataku siang itu memperkenalkan diri.

Saya datang untuk menawarkan suatu proposal yang berisi penjajakan kerja sama antar perusahaan kami. Setelah memberi penjelasan sedetail mungkin, kemudian kami membuat janji pertemuan berikutnya degan menghadirkan antara pimpinan kami untuk membahas lebih serius kerja sama tersebut karena wewenangku hanya sampai disitu begitu juga dengan dia.

Dalam presentasi perusahaan kami di perusahaan dia, kami duduk berseberangan persis berhadapan. Dia mendampingi pimpinannya dan demikian juga aku. Benturan mata tak dapat dihindarkan diantara kami. Dan jujur saja, saya tidak menyimak apa yang diterangkan bossku saat itu. Memandangi wajahnya jauh lebih indah rasanya dari apapun yang ada saat itu. Tatapan matanya membuat aku seolah sedang tenggelam dalam mata air yang bening, sejuk merasuk sampai ke tulang sumsum ku. Demikianlah sampai pertemuan itu ditutup dan akan ada pertemuan selanjutnya untuk penandatanganan dan ranah tamah.

Setelah selasai penandatanganan perjanjian, dilanjutkan dengan acara ramah tamah yang bersifat semi formal. Kali ini kami duduk bersebelahan. Sambil mendengar sambutan-sambutan dari boss-boss kami. Dengan suasana hikmat dan tenang yang sangat membosankan buatku saat itu karena bagaimanapun saya ingin memanfaatkan kesempatan itu ngobrol dengan dia. Akhirnya kutemukan cara ngobrol tanpa mengeluarkan kata-kata.

Dengan jantung berdetak kencang, kusodorkan kertas kecil yang berisikan.

“Mbak membuatku tidak tahan untuk berkenalan lebih dalam”.

Dengan tenang dia membaca tanpa ekspresi. Kemudian membalasnya yang membuatku harap-harap cemas akan apa yang ditulisnya.

“Mau kenal apanya lagi?” tanyanya.
“Status?” tanyaku masih dalam kertas yang sama, jadi seperti layaknya chating.
“Sudah punya anak satu” tulisnya lagi.
“Tapi Mbak sangat menggoda hatiku sejak pertama ketemu”.
” Aku sudah punya suami lho”.
“Aku nggak perduli, bila masih mungkin, sedikit saja kuminta ruang di hatimu” kataku dengan berani.
“Kamu nekat sekali, umurmu berapa?” tanyanya.
“Dua puluh lima”jawabku.
“Berarti kita beda lima tahun” katanya.
“Gimana Mbak, aku akan mengerti posisimu nanti dan tidak menuntut berlebihan” desakku lagi karena kulihat ada peluang walau hanya sedikit.
“Santai aja dulu, jangan buru-buru” jawabnya lagi.
“Oke, aku ngerti, tapi aku sangat berharap lho”.
“Sudah ya, nanti ketahuan” katanya.
“Robek kertasnya, nanti ketahuan” bisikku.
“Biar aja kusimpan” balasnya lagi.
“Ntar dilihat suamimu gimana?”.
“Tenang aja deh,” katanya sambil tersenyum dan kubalas dengan kedipan mata.

Tak terlukiskan bagaimana rasanya bahagianya hatiku saat itu, Sama sekali tak nyangka bakal mendapatkan wanita yang luar biasa dalam hidupku. Walau sudah bersuami tetapi aku merasa dia paling hebat dari semua wanita yang pernah kupacari sejak SMP dulu yang entah sudah berapa puluh wanita walau tak satupun yang kusetubuhi. Karena prinsipku sangat kuat untuk melakukannya saat malam pertama nanti.

Malam ini tiba-tiba ada SMS masuk di HP ku. Dan aku sangat surprise dapat SMS dari dia. Setelah balas-balasan kami sepakat bertemu sabtu siang di kawasan blok M. Aku langsung tidur agar cepat-cepat datang sabtu. Rasanya dalam diri wanita ini kurasakan suatu tantangan yang sangat besar untuk menaklukkannya. Mungkin karena baru kali ini aku menjalin hubungan dengan seorang yang telah bersuami.

Tiba hari sabtu kami akhirnya bertemu. Sangat kikuk dan bingung, itulah yang terjadi saat itu. Bahkan ketika makan pun rasanya tak nyaman. Dan dia pun begitu. Dari sana kuketahui dia juga baru pertama itu nyerempet bahaya dari perkawinannya. Tapi dia menginginkannya, katanya.

Tak tahu harus kemana, untuk menghabiskan waktu, kami nonton. Di dalam bioskop mulai kuremas tangannya ketika film berjalan 15 menit. Dia membalas meremas jemariku. Kucoba meraba pahanya, tapi dia tepiskan dengan pelan. Tak habis akal, kudekatkan wajahku untuk mencium bibirnya, lagi-lagi dia menghindar. Kucium lagi dan kali ini dia ngasih pipinya.

Kucoba tarik tangannya ke pahaku. Dia tidak menolak. Malah dia usap-usap dengan lembut pahaku sampai ke pangkal. Lama-lama dia mengusap gundukan di celana jeans ku. Diremas-remas penisku yang sudah tegang. Aku heran kenapa justru dia yang jadi berani. Tapi biarlah peduli amat, pikirku. Sementara tangannya mengusap-usap penisku dari luar, aku mulai meraba pahanya yang saat itu dia pakai rok. Begitu lembut membuat jantungku berdesir, ingin rasanya kujilati centi demi centi paha yang mulus itu. Kuarahkan tanganku menuju selangkangannya dan hendak meraba vaginanya, tapi belum sampai tersentuh, dia menjepit tanganku dengan pahanya dan menggelengkan kepalanya. Aku tidak memaksa dan kutarik lagi tanganku. Tapi tangannya masih tetap mengusap-usap batang zakarku dari luar.

Akhirnya kami pulang dengan sejuta kesan di hati. Malamnya dia kembali mengirim SMS. Katanya dia rindu.

“Aku juga rindu kamu, rasanya aku ingin mencumbumu,” balasku.
“Kapan itu kamu wujudkan?” katanya lagi.
“Kapan kamu siap?” balik kutanya.
“Bagaimana kalau Selasa?” katanya.
“Emang suamimu nggak akan curiga?”
“Dari siang sampai sore aja,” katanya.
“Dimana?”
“Nanti kukasih tahu” katanya.

Selasa tiba, dia menyuruhku menemuinya di sebuah kamar hotel di sekitar Jakarta Timur. Kuketuk pintu yang dia maksud dan dia muncul dengan pakaian kerja yang masih lengkap karena dia juga baru tiba, katanya. Seperti biasa kami masih agak kikuk, maklumlah baru saling pengenalan. Setelah berbasa-basi, kami saling berpandangan dan duduk di tempat tidur yang empuk. Tak nyangka bakal bisa berduaan dengan wanita sempurna seperti dia bahkan mungkin sebentar lagi akan lebih lagi.

Kuraih tangannya dan dia menurut. Kucium tangannya sambil memandang matanya yang juga memandang mataku. Pelan kusentuh rambut di atas telinganya, dia diam saja. Kudekatkan wajahku ke wajahnya, tercium aroma tubuhnya yang sangat harum. Dengan jantung berdebar kukecup keningnya, turun ke kedua matanya bergantian. Dia masih diam saja kucium hidungnya dan perlahan turun ke bibirnya.

Sedikit kaget disaat bibirku menyentuh bibirnya, bibirku langsung tersedot oleh bibirnya. Dia memasukkan lidahnya menjelajahi setiap rongga mulutku dan menyedot lidahku sampai aku kelabakan mengimbanginya. Tangannya berada di belakang kepalaku seolah tak mau melepaskan mulutku dari mulutnya. Sambil terus melumat mulutku dia rebahkan tubuhnya ke tempat tidur sehingga otomatis tubuhku ikut menindih tubuhnya.

Aku merasa bersemangat dapat menaklukkan sesuatu yang besar dari kemampuanku sendiri, aku begitu merasa gagah dan kuat ketika menindih tubuhnya.

Kuimbangi sedotannya dengan menyedot lidahnya yang membuatnya mengterang lirih. Lama saling berpagutan, kualihkan ciumanku menjelajahi pangkal telinganya dan turun ke leher. Kutarik tanganku dan kupindahkan ke tonjolan di dadanya. Dengan mesra kuremas dadanya.

“Ohh.. Akhh..” dia mulai mengerang semakin membusungkan dadanya ke atas.

Kuturunkan ciumanku sampai kebelahan dadanya dan berusaha memasuki dadanya tanpa membuka pakainya. Lidahku menari-nari didadanya sepanjang yang dapat dijangkau. Tapi yang dapat dijangkau lidahku hanya setengah dari gundukan buah dadanya yang tidak tertutup.

Tak sabar menerima perlakuanku, dia sendiri membuka kancing bajunya dengan satu tangan sementara yang satunya masih menekan kepalaku ke dadanya. Bajunya terbuka tinggal BH nya yang berwarna krem. Mataku terbelalak menyaksikan mulusnya dadanya dan besarnya ternyata melebihi perkiraanku, yang pasti BH 36B tak muat menampung buah dadanya, hal ini sangat kupahami karena begitu banyaknya buah dada wanita yang telah kusedot.

Sedikit buru-buru, kugusuk penutu BH nya ke atas, muncullah puting susunya sebesar jari kelingking yang masih rapi bentuknya. Mulutku langsung menyambutnya dengan sedotan yang kuat dan ketat.

“Auuwww.. Akhh,” erangnya sambil tangannya semakin kuat menekan kepalaku sampai hidungku tersumbat oleh buah dadanya sendiri. Mulutku menghisap puting susunya yang kanan, sementara tangan kananku memilin puting susunya yang kiri dan tangan kiriku menuju gundukan vaginanya yang masih terbungkus roknya. Bergantian kusedoti puting susunya. Lidahku menari-nari semua buah dadanya sampai basah.

“Okhh. terus.. Yang lama ya.. Aku mau yang lama..” katanya mengerang kenikmatan.
“Ayoohh. Ambil semuanya.. Sekarang ini milikmu. Ayoohh. Ambil..” dia meracau dan dadanya semakin membusung dan tegang.

Sementara pinggulnya dia angkat semakin tinggi menyambut remasan tanganku di vaginanya. Batang zakarku yang tegang juga ikut menekan tonjolan vaginanya dari luar. Kurasakan tangannya menjalar ke bawah menuju tonjolan diselangkanganku yang dari tadi dia rasakan menekan vaginanya. Seperti gemas banget dia remas batang zakarku dengan kuatnya.

Puas bermain di buah dadanya, jilatanku turun ke bawah dan sampai ke perut mengitari pusarnya. Dia semakin kegelian. Jilatanku terus merambat ke bawah pusarnya sambil membuka rok kerjanya. Setelah terbuka, tampaklah gundukan vaginanya yang tebal dan basah tepat di atas lubang vaginanya,  jatungku semakin berdegub kencan menyaksikan dua batang paha yang mulus dengan gundukan vagina yang mencuat ke atas dan berputar tak menentu.

Kuselip-selipkan lidahku berusaha memasuki bagian atas vaginanya tanpa membuka celana dalamnya terlebih dahulu. Tentu saja membuat dia tak sabar. Dengan posisi tubuhku saat ini bertentangan dengan tubuhnya, dimana wajahku menghadap selangkangannya dan wajahnya juga di selangkanganku.

“Ayoohh Mas.. Ambil aja semua.. Cepatan.. Akhh..” erangnya semantara gerakan pinggulnya semakin liar, berputar dan menghentak-hentak ke mulutku.

Perlahan kuintip vaginanya dari atas dengan membuka sedikit celana dalamnya yang sudah basah terutama tepat dengan lubang vaginanya.. Samar-samar kulihat bentuk vagina yang mengembang tebal dengan bulu-bulu yang tipis dan teratur rapi. Akhirnya tak sabar lagi kupelorotkan celana dalamnya sampai terbukalah vaginanya dengan utuh.

“Ooohh,” erangku manakala melihat bentuk vaginanya dengan utuh yang ternyata jauh lebih indah dari yang kubayangkan. Kupandangi lama. Karena pinggulnya dia angkat ke atas membuat vaginanya semakin cembung dan menantang dengan klitoris yang menonjol melewati kedua bibir vaginanya.

Perlahan kujulurkan lidahku menyentuh klitoris yang menonjol itu, reaksinya sangat spontan langsung menghentak sampai berbenturan dengan mulutku. Dengan lidah yang lebih panjang, kujilat vaginanya dari klitorisnya sampai ke bawah yakni ke lubang vaginanya dekat dengan lubang anusnya. Demikian kusuapkan lidahku berulang-ulang yamg membuat hentakannya semakin cepat dan vaginanya semakin mengembang.

“Oohh.. Terus sayang.. Ambil semuanya.. Ayohh.. Ambill..” erangnya terus sementara tangannya berusaha membuka celanaku dan akhirnya mendapatkan kontolku. Dia remas-remas dengan tidak terkontrol membuat aku kaget. Setelah dikocok-kocok, akhirnya dia masukkan ke mulutnya membuat aku merasa nyaman dengan kelembutan mulutnya.

Bila panetrasi penis ke dalam vagina yang menjadi ukuran keperjakaan seorang laki-laki, berarti tepat 1 September 2003 lalu, saya kehilangan keperjakaanku. Tetapi bila persentuhan antara penis dengan vagina termasuk juga, berarti sejak dari dulu aku kehilangan keperjakaan, yakni dengan pacar-pacarku yang hampir semuanya kuajak mereguk kenikmatan walau tidak sampai memasukkan batang zakarku ke vagina mereka tetapi hanya sampai di bibir vagina saja, dan itu sudah cukup membuat sensasi kenikmatan yang luar biasa kami rasakan saat itu, Dan entah sudah berapa banyak bentuk vagina yang kujilati dan kugesekkan dengan penisku tapi baru 1 September 2003 resmi batang zakarku amblas ke vagina seorang wanita yang notabene seorang ibu rumah tangga yang cukup harmonis.
Kukulum bibir vaginanya, kusedot klitorisnya berulang-ulang. Kucoba memasukkan lidahku ke lubang vaginanya yang sudah sangat basah. Tidak tahan kuperlakukan demikian berulang-ulang membuat pantatnya naik turun dengan lidahku masuk ke lubang vaginanya.

“Ooohh tuhan.. Enak banget.. Akhh.. Aku nggak tahan lagii..” dia semakin meracau dengan hentakan pantatnya yang semakin liar dan kulumannya dengan batang zakarku semakin kuat.
“Ookhh.. Aku nggak tahan lagi.. Akhh..” jeritnya dengan kuat, pahanya tiba-tiba menjepit kepalaku dan tiba-tiba kurasakan lubang vaginanya berkontraksi, berdenyut-denyut dan akhirnya nyemprot cairan kental dari lubang vaginanya membasahi lidah dan bibirku yang tidak sempat kucabut karena jepitan pahanya sangat kuat. Sementara penisku dia sedot dengan kuat.

Perlahan dia melepaskan jepitan pahanya dan kulumannya di penisku. Dia terlentang lemas dengan mata tertutup. Pahanya terlentang sehingga vaginanya terlihat jelas membuka dan sanagt basah dan juga tangannya terlatang lebar menikmati orgasmenya yang luar biasa seolah aku tak ada disana.


Setelah nafasnya agak tenang, aku menindihnya dan memandangi wajahnya yang mengekspresikan kepuasaan. Sementara kontolku yang tegang mengganjal di bibir vaginanya yang licin dan hangat.

“Enak sayang?” kutanya dengan senyum.
“Iyahh.. Enak banget.. Sentuhanmu begitu indah dan nakal,” katanya dengan senyum juga.
“Masih ada yang lebih indah” kataku.
“Ya, aku mau lebih lagi, aku mau lebih,” katanya.
“Berapa yang kamu mau?” tantangku.
“Sampai nggak bisa bangun, apa kau kuat?” tantangnya balik.
“Aku masih orisinil, jangan kuatir, aku akan memuaskanmu, sampai nggak bisa bangun kan?” kataku.
“Ya, sampai nggak bisa bangun” katanya senyum.

Kembali kami saling melumat, tanganku meremas buah dadanya yang kembali menegang. Sementara kakinya dijepitkan kepinggangku. Puas dengan itu, aku beranjak dan jongkok diantara pahanya yang kurentangkan dengan tertekuk. Kupegang batang zakarku dan kuarahkan ke lubang vaginanya. Kutatap matanya yang pasrah.

“Kita masukkan?” tanyaku. Dia tundukkan kepalanya.
“Yakin?” tanyaku lagi. Dia senyum dan menundukkan lagi kepalanya.

Pelan kutempelkan kepala penisku ke birbir vaginanya, kugesek-geseknya sampai ke klitorisnya beberapa kali. Dan..

“Akhh..”

Dia langsung mengerang ketika kepala penisku memasuki lubang vaginanya. Tangannya langsung menangkap pantatku.

“Terus.. Sayang.. Masukkan semuanya.. Akhh.. Enak banget..” erangnya terus sementara batang penisku masuk setengah.

Kulihat bibir vaginanya semakin membuka lebar. Jepitan vaginanya sangat ketat seolah tidak mengijinkan penisku masuk lebih dalam.

“Akhh.. Enak sayangg” kataku tak tahan rasanya.

Kuhentikan tekananku agar vaginanya menyesuaikan dengan ukuran penisku yang besarnya diatas rata-rata Indonesian. Kulumat lagi bibirnya yang mendesah-desah. Dia mengangkat kakinya dan menempatkannya diatas pantatku. Dia tekan pantatku yang semakin memperdalam masuknya kontolku ke vaginanya.

“Kenapa sih susah masuknya? Mbak kan sudah nggak perawan?” tanyaku heran karena jepitan vaginanya begitu kuat membuat penisku agak susah masuk semua.
“Tergantung orangnya dong,” katanya bangga.
“Ayohh.. Tekan lagi.. Akhh..” katanya sambil kakinya ikut menekan pantatku.
“Okhh.. Stop dulu! Sudah mentok nih.. Ukuran punyamu nggak sesuai dengan tubuhmu.. Aku nggak nyangka sebesar ini. Enak.. Hh..” ceracaunya lagi.

Vaginanya mengempot seperti menyedot penisku. Tak sabar menerima sensasi itu akhirnya kutekan pantatku sampai masuk semua batang zakarku.

“Auwww.. Mas.. Tahan dulu.. Ngilu.. Akhh” erangnya seperti kesakitan.

Tapi aku nggak peduli lagi karena terasa tanggung, bless.. Sekh..

Akhirnya batang zakarku amblas seluruhnya.

“Wow.. Akhh..” jeritnya tiba tiba mendekap tubuhku kuat-kuat.

Akhirnya kudiamkan sejenak. Matanya terbalik sampai putihnya saja yang kelihatan.

“Okhh.. Enaknya.. Luar biasa.. Ayo.. Mas.. Ambil. Ambil semuanya. Akh.. Puaskan aku. Jangan sisakan sedikitpun.. Sampai nggak bisa bangun.. Akhh” erangnya mulai memutar pinggulnya.

Kuputar putar pantatku yang membuat penisku memutar didalam vaginanya dan tekananku tetap kuat walau sudah amblas semuanya ditelan vaginanya. Rupanya kontolku menabrak semua urat syaraf yang ada di liang vaginanya yang membuatnya kenikmatan.

“Enak banget Mas.. Kamu apain siih..?” tanyanya sambil mengerang.

Kedua tanganku dengan ketat membetot kedua susunya. Bibirku menyedot bibirnya dan kadang dengan gemas menyedot puting susunya. Dan pantatku tetap dengan kuat menekan vaginanya dengan berputar saja tanpa mengocoknya. Dengan cara begitu rupanya dia senang. Akhirnya kurasakan siraman hangat di kepala penisku. Ternyata dia sudah keluar dengan jurus pembuka ini.

“Akhh.. Mas.. Aku keluar..” katanya dengan kedua pahanya mengunci pinggangku dengan kuatnya sampai akhirnya kurasakan melemas dan jatuh terlentang di tempat tidur.

Aku yang masih belum apa-apa menarik tubuhnya ke tepi tempat tidur. Setengah badannya ditempat tidur, sementara tepat pantatnya mengganjal di sudut tempat tidur dengan kaki menjuntai ke bawah. Oh indahnya vaginanya menggembung menantang. Garis belahan vaginanya dari atas sampai kebawah memanjang membelah dua bibir yang menggembung itu. Kuusap-usap lagi dengan jari tengahku mengikuti belahan vagina tersebut. Saat kulihat dia siap, kurarahkan batang kontolku ke lubang vaginanya.

“Oohh.. Mas.. Ampun.. Masshh.. Biarlah aku jadi budakmu, asal kau bayar dengan kontolmu..” katanya memasrahkan diri saking nikmatnya.
“Makan semuanya.. Akhh.. Ambil.. Ambil vaginaku.. Mas..” katanya terputus-putus karena hentakan pantatku sangat cepat.

Seperti piston begitu penisku keluar masuk vaginanya sambil mengeluarkan suara berdecak-decak membuat badannya terlonjak-lonjak di tempat tidur. Kedua tangannya mencengkram kasur dan dia berusaha menegakkan kepalanya melihat keluar masuknya kontolku di vaginanya. Wajahnya seperti mau menangis padahal karena merasakan nikmat yang belum pernah dia dapatkan.

Tak berapa lama kemabali kurasakan kepala kontolku disiram cairan hangat di dalam vaginanya.

“Akhh.. Aku keluar lagi Mas.. Kau hebat.. Belum apa-apa” katanya memuji karena beroleh kepuasan yang luar biasa.

Sebenarnya aku telah dipuncak gairah, tapi karena timingnya nggak tepat agar bersamaan keluar, akhirnya kukendorkan lagi, biarlah dia orgasme berikutnya agar kami sama-sama keluar, pikirku. Masih setengah badannya di tempat tidur, kubalikkan tubuhnya sehingga pantatnya tertungging dan kaki tertekuk ke bawah sementara buah dadanya tergencet tubuhnya dengan tempat tidur.

Posisi ini sangat menantang, pantatnya bulat padat berisi dengan gundukan vaginanya terjepit di batang pahanya yang padat. Klitorisnya mengintip di celah vaginanya yang terjepit itu dengan genit. Dengan dua tangan kubuka bongkahan pantatnya dan agak menekan sehingga vaginanya keluar dari persembunyiannya. Lubang vaginanya langsung mencuat ke atas mengundang batang zakarku untuk memasukinya.

Kutempelkan kepala penisku tepat di lubang vaginanya, lalu kutekan yang diiringi desisan yang keluar dari mulut kami berdua. Bless.. Bless.. Suara batang zakarku menelusuri liang vaginanya yang becek.

“Aukh.. Nikmat..” erangnya.

Kutekan terus pantatku sampai amblas semua batang zakarku. Kemudian kususupkan tanganku meraih susunya yang tergencet tempat tidur. Setelah kubetot dua-duanya, kuciumi sebentar punggungnya dan tengkuknya. Perlahan kugoyayang pantatku sehingga penisku keluar masuk vaginanya. Kuhentak-hentakkan pantatku sambil memeluknya dengan kuat.

“Okhh.. Mas.. Kau pintar sekali.. Nyaman bangat posisi gini..” erangnya mendesah-desah.

Terus kupercepat kocokan penisku di vaginanya yang banjir. Sebenarnya tadi dia mau membersihkannya, tapi kularang, biar bunyi, kataku. Sepertinya dia sudah semakin puncak, pantatnya semakin dia tunggingkan menyambut sodokan penisku.

“Ayohh.. Jantanku.. Semakin kuat.. Ayoh.. Puaskan aku.” katanya sangat bergairah.
“Aku janji akan memberi apa yang kamu mau asal yang satu ini sel`lu tersedia untukku,” katanya lagi semakin ngawur.

Memang kalau orang menemukan sesuatu yang membuatnya bahagia, akan bertekuk lutut di hadapannya. Kurasakan waktuku sudah dekat, kupercepat kocokan penisku di vaginanya, semakin cepat, cepat, dan tiba-tiba kutangkap kuat buah dadanya dan mendekapkan dadaku ke punggungnya, sementara tangannya menangkap pantatku dan mengangkat kepalanya. Sodokan terakhir kuhentak sekuat-kuatnya yang disambut dengan tunggingan pantatnya dan..

“Akhh.. Aku keluar.. Sayang.. Akh. Akh..” erangku melepas spermaku yang muncrat kuat memenuhi rahimnya sampai terasa banjir di seluruh liang vaginanya.
“Okh.. Enaknya..” katanya mengakhiri sisa-sisa orgasmenya.
“Akh.. Sungguh kamu luar biasa Mas..” katanya dengan ekspresi lega di wajahnya.

Sementara penisku masih tertancap di vaginanya dan tubuhku masih menindih tubuhnya yang tengkurap. Setelah kami tenang, kucoba mencabut penisku dari jepitan veginanya yang masih terasa kuat menjepit. Bunyi plok, terdengar katika kepala penisku tercabut dari lubang vaginanya. Kami merubah posisi rebahan di tempat tidur dengan kepalanya bersandar di dadaku.

“Makasih ya ma, belum pernah aku merasa sepuas ini,” katanya bahagia.
“Emangnya suamimu gimana?” tanyaku mencoba menyelidiki.
“Sebenarnya aku nggak mau kita membicarakan itu, cukup kita berdua saja,” Katanya.
“Oke, nggak apa-apa” kataku.

Demikianlah dari siang sampai sore kami melakukannya seolah tidak pernah puas. Benar permintaannya terpenuhi. Jadilah lemas semua badannya ketika pulang tetapi membawa sejuta kenikmatan.

*****

Setelah seminggu kemudian tiba-tiba suatu hari yang masih pagi dia menelponku dan menyuruhku datang ke sebuah kamar hotel. Dan disana dia kudapati dengan wajah yang siap menerkam. Dia dengan cepat menarikku masuk dan langsung menanggalkan semua pakaianku sampai aku kelabakan.  Dengan sigap dia menangkap kontolku dan langsung mengocoknya dengan kasar sampai aku merasa sedikit kesakitan. Dengan lahap dikulumnya dan berusaha memasukkan semua ke dalam mulutnya. Karena dipaksakan membuat dia tersedak dan mau muntah dengan air mata yang keluar.

“Jangan buru-buru, aku akan memuaskanmu, tenang saja,” kataku.
“Kirain bisa masuk semua, sudah sampai di tenggorokanku belum masuk juga,” katanya.

Kubuka semua pakaiannya dan kuladeni kemauannya. Dengan agak kasar kuremas dan kusedot susunya sampai dia menjerit-jerit. Puas dengan itu kuangkat dia ke tempat tidur dan kutarik roknya dan celana dalamnya dengan paksa.

“Wow.. Ayohh.. Jantanku.. Puaskan aku!” celotehnya sambil mereganggkan pahanya lebar-lebar.
“Ayohh.. Masukkan kesini!” katanya sambil menangkap kontolku dan mengarahkan ke lubang vaginanya.

Tidak terlalu basah vaginanya kumasukkan kontolku. Karena vaginanya belum begitu mengembang membuat kontolku agak sulit saat masuk. Tapi karena kutau itu yang dia inginkan, kugenjot-genjot vaginanya dengan keras sampai kontolku masuk dengan paksa ke vaginanya.

“Wowww.. Owww..” erangnya dengan tubuh terlonjak-lonjak dan dia semakin binal saja mengimbangi permainanku.
“Ayo.. Aku mau yang cepat.. Ayoo.. Lebih keras.. Hancurkan.. Saja.. Robek punyaku.. Ayohh..” dia semakin meracau ditengah peramainan kami yang sangat cepat.

Sebentar-bentar kuganti-ganti posisi, kuputar-putar tubuhnya, kadang tengkurap kadang terlentang, karena ini memang short time, dengan hentakan penuh tenaga, kuhentakkan pantatku yang membuat penisku merobek vaginanya dan kakinya langsung mencengkram pinggangku tak kalah kuatnya.

Kedua lenganku yang besar memeluk tubuhnya sehingga dada kami merapat. Dengan hentakan penisku ke dalam vaginanya yang kuat, lenganku memeluk tubuhnya dengan kuat dan kakinya menjepit pinggangku menyertai semburan spermaku di liang vaginanya dan juga semburan cairannya menyiram kepala penisku di liang vaginanya.

“Akhh.. Aku keluar.. Akhh..”erangnya.”nikmatnya.. Kontolmu.. Biarkan saja kontolmu tertanam terus di vaginaku, biar saja begini samapai mati,” katanya semakin kacau.

Dengan tempo tinggi dan waktu singkat kami memperoleh orgasme kami yang sangat luar biasa. Ternyata cara-cara spontan seperti ini menimbulkan nikmat yang luar biasa, sungguh sangat nikmat. Setelah tenang kucoba menyelidiki kenapa dia berubah buas begini.

“Ada apa Mbak, kok tiba-tiba saja..” tanyaku.
“Kesal dengan suamiku tadi subuh. Tiba-tiba dia nafsu dan langsung memompaku, saat aku baru mulai on, eh, tiba-tiba dia keluar,” katanya kali ini mau terus terang.
“Kan bisa diulang lagi?” kataku.
“Emangnya seperti kamu? Dia itu sudah keluar langsung mati, belum lagi keluarnya cepat,” katanya, “Makanya sudah lama aku tidak merasakan orgasme karena dia tidak pernah memikirkan apa yang kuharapkan. Untung aku bertemu dengan mu”
“Padahal suamiku tinggi tegap dan tampan lagi, ternyata bukan ukuran di ranjang,” katanya lagi.

Seperti dugaanku, nggak mungkin suami Mbak Diana sembarangan, pasti tampan seimbang dengan keanggunan Mbak Diana sendiri, tapi sayang, di tempat tidur payah.

Akhirnya seharian itu kami bersenggama dengan berbagai posisi dan kukerahkan semua teknik bercinta yang ada di dalam diriku untuk menaklukkannya. Mbak Diana benar-benar memanfaatkan kesempatan itu membalas hasrat yang tadi subuh tergantung dengan suaminya. Ternyata perempuan bisa berubah jadi monster bila nafsunya sudah dipuncak dan tidak tuntas. Oh, pengalaman yang luar biasa dengan wanita yang luar biasa pula yang sebelumnya tidak kusangka sama sekali bisa kusentuh apalagi kusetubuhi.

JAV Streaming : A Mature Asian Woman Fucked

Galeri lengkap, kumpulan semua bokep ada dibawah, mulai dari bokep jepang, bokep barat, bokep anak sekolah, bokep JAV, JAV Uncensored, Censored, Creampie, Blowjob, Hardcore, Perawan, Threesome, Selingkuh, nurse, rumah sakit, video anal, video lonte, Ngentot janda, ngentot anak smp, semua ad dibawah.

Download Bokep Jepang Istriku Sange Berat

Download Gratis Video Bokep 3GP | MP4 | FlV :

Judul Video : 05_Wild Japan - mom could not put up
Kategori : Jepang, pemerkosaan, Kiss, Creampie
Durasi : 32 menit

Tonton Online :

CERITA SEKS : NIKMATNYA DI PERKOSA ARIS


Namaku Winie, umurku sudah 35 tahun dengan dua orang anak yang sudah beranjak dewasa. Waktu menikah umurku masih 19 tahun dan sekarang anakku yang paling tua sudah berumur 15 tahun sedang yang bungsu berumur 13 tahun. Kedua anakku disekolahkan di luar negeri semua sehingga di rumah hanya aku dan su`mi serta dua orang pembantu yang hanya bekerja untuk membersihkan perabot rumah serta kebun, sementara menjelang senja mereka pulang.

Suamiku sebagai seorang usahawan memiliki beberapa usaha di dalam dan luar negri. Kesibukannya membuat suamiku selalu jarang berada di rumah. Bila suamiku berada di rumah hanya untuk istirahat dan tidur sedang pagi-pagi sekali dia sudah kembali leyap dalam pandangan mataku. Hari-hariku sebelum anakku yang bungsu menyusul kakaknya yang sudah lebih dulu menuntut ilmu di luar negeri terasa menyenangkan karena ada saja yang dapat kukerjakan, entah itu untuk mengantarkannya ke sekolah ataupun membantunya dalam pelajaran. Namun semenjak tiga bulan setelah anakku berada di luar negeri hari-hariku terasa sepi dan membosankan. Terlebih lagi bila suamiku sedang pergi dengan urusan bisnisnya yang berada di luar negeri, bisa meninggalkan aku sampai 2 mingguan lamanya.

Aku tidak pernah ikut campur urusan bisnisnya itu sehingga hari-hariku kuisi dengan jalan-jalan ke mall ataupun pergi ke salon dan terkadang melakukan senam. Sampai suatu hari kesepianku berubah total karena supirku. Suatu hari setibanya di rumah dari tempatku senam supirku tanpa kuduga memperkosaku.

Seperti biasanya begitu aku tiba di dalam rumah, aku langsung membuka pintu mobil dan langsung masuk ke dalam rumah dan melangkahkan kakiku menaiki anak tangga yang melingkar menuju lantai dua dimana kamar utama berada. Begitu kubuka pintu kamar, aku langsung melemparkan tasku ke bangku yang ada di dekat pintu masuk dan aku langsung melepas pakaian senamku yang berwarna hitam hingga tinggal BH dan celana dalam saja yang masih melekat pada tubuhku. Saat aku berjalan hendak memasuki ruang kamar mandi aku melewati tempat rias kaca milikku. Sesaat aku melihat tubuhku ke cermin dan melihat tubuhku sendiri, kulihat betisku yang masih kencang dan berbentuk mirip perut padi, lalu mataku mulai beralih melihat pinggulku yang besar seperti bentuk gitar dengan pinggang yang kecil kemudian aku menyampingkan tubuhku hingga pantatku terlihat masih menonjol dengan kencangnya.

Kemudian kuperhatikan bagian atas tubuhku, buah dadaku yang masih diselimuti BH terlihat jelas lipatan bagian tengah, terlihat cukup padat berisi serta, “Ouh.. ngapain kamu di sini!” sedikit terkejut ketika aku sedang asyik-asyiknya memandangi kemolekan tubuhku sendiri tiba-tiba saja kulihat dari cermin ada kepalanya supirku yang rupanya sedang berdiri di bibir pintu kamarku yang tadi lupa kututup.

“Jangan ngeliatin.. sana cepet keluar!” bentakku dengan marah sambil menutupi bagian tubuhku yang terbuka.
Tetapi supirku bukannya mematuhi perintahku malah kakinya melangkah maju satu demi satu masuk kedalam kamar tidurku.
“Aris.. Saya sudah bilang cepat keluar!” bentakku lagi dengan mata melotot.
“silakan ibu teriak sekuatnya, hujan di luar akan melenyapkan suara ibu!” ucapnya dengan matanya menatap tajam padaku.
Sepintas kulihat celah jendela yang berada di sampingku dan ternyata memang hujan sedang turun dengan lebat, memang ruang kamar tidurku cukup rapat jendela-jendelanya hingga hujan turun pun takkan terdengar hanya saja di luar sana kulihat dedaunan dan ranting pohon bergoyang tertiup angin kesana kemari.

Detik demi detik tubuh supirku semakin dekat dan terus melangkah menghampiriku. Terasa jantungku semakin berdetak kencang dan tubuhku semakin menggigil karenanya. Aku pun mulai mundur teratur selangkah demi selangkah, aku tidak tahu harus berbuat apa saat itu sampai akhirnya kakiku terpojok oleh bibir ranjang tidurku.
“Mas.. jangan!” kataku dengan suara gemetar.
“Hua.. ha.. ha.. ha..!” suara tawa supirku saat melihatku mulai kepepet.
“Jangan..!” jeritku, begitu supirku yang sudah berjarak satu meteran dariku menerjang tubuhku hingga tubuhku langsung terpental jatuh di atas ranjang dan dalam beberapa detik kemudian tubuh supirku langsung menyusul jatuh menindih tubuhku yang telentang.

Aku terus berusaha meronta saat supirku mulai menggerayangi tubuhku dalam himpitannya. Perlawananku yang terus-menerus dengan menggunakan kedua tangan dan kedua kakiku untuk menendang-nendangnya terus membuat supirku juga kewalahan hingga sulit untuk berusaha menciumi aku sampai aku berhasil lepas dari himpitan tubuhnya yang besar dan kekar itu. Begitu aku mendapat kesempatan untuk mundur dan menjauh dengan membalikkan tubuhku dan berusaha merangkak namun aku masih kalah cepat dengannya, supirku berhasil menangkap celana dalamku sambil menariknya hingga tubuhku pun jatuh terseret ke pinggir ranjang kembali dan celana dalam putihku tertarik hingga bongkahan pantatku terbuka. Namun aku terus berusaha kembali merangkak ke tengah ranjang untuk menjauhinya. Lagi-lagi aku kalah cepat dengan supirku, dia berhasil menangkap tubuhku kembali namun belum sempat aku bangkit dan berusaha merangkak lagi, tiba-tiba saja pinggulku terasa kejatuhan benda berat hingga tidak dapat bergerak lagi.

“Aris.. Jangan.. jangan.. mas..” kataku berulang-ulang sambil terisak nangis.
Rupanya supirku sudah kesurupan dan lupa siapa yang sedang ditindihnya. Setelah melihat tubuhku yang sudah mulai kecapaian dan kehabisan tenaga lalu supirku dengan sigapnya menggenggam lengan kananku dan menelikungnya kebelakan tubuhku begitu pula lengan kiriku yang kemudian dia mengikat kedua tanganku kuat-kuat, entah dengan apa dia mengikatnya. Setelah itu tubuhnya yang masih berada di atas tubuhku berputar menghadap kakiku. Kurasakan betis kananku digenggamnya kuat-kuat lalu ditariknya hingga menekuk. Lalu kurasakan pergelangan kaki kananku dililitnya dengan tali. Setelah itu kaki kiriku yang mendapat giliran diikatkannya bersama dengan kaki kananku.

“Saya ingin mencicipi ibu..” bisiknya dekat telingaku.
“Sejak pertama kali saya melamar jadi supir ibu, saya sudah menginginkan mendapatkan kesempatan seperti sekarang ini.” katanya lagi dengan suara nafas yang sudah memburu.
“Tapi saya majikan kamu Ris..” kataku mencoba mengingatkan.
“Memang betul bu.. tapi itu waktu jam kerja, sekarang sudah pukul 7 malam berarti saya sudah bebas tugas..” balasnya sambil melepas ikatan tali BH yang kukenakan.
“Hhh mm uuhh,” desah nafasnya memenuhi telingaku.
“Tapi malam ini Bu Winie harus mau melayani saya,” katanya sambil terus mendengus-denguskan hidungnya di seputar telingaku hingga tubuhku merinding dan geli.

Setelah supirku melepas pakaiannya sendiri lalu tubuhku dibaliknya hingga telentang. Aku dapat melihat tubuh polosnya itu. Tidak lama kemudian supirku menarik kakiku sampai pahaku melekat pada perutku lalu mengikatkan tali lagi pada perutku. Tubuhku kemudian digendongnya dan dibawanya ke pojok bagian kepala ranjang lalu dipangkunya di atas kedua kaki yang diselonjorkan, mirip anak perempuan yang tubuhnya sedang dipeluk ayahnya. Tangan kirinya menahan pundakku sehingga kepalaku bersandar pada dadanya yang bidang dan terlihat otot dadanya berbentuk dan kencang sedangkan tangan kanannya meremasi kulit pinggul, pahaku dan pantatku yang kencang dan  putih bersih itu.

“Aris.. jangan Ris.. jangan!” ucapku berulang-ulang dengan nada terbata-bata mencoba mengingatkan pikirannya.
Namun Aris, supirku tidak memperdulikan perkataanku sebaliknya dengan senyum penuh nafsu terus saja meraba-raba pahaku.
“Ouh.. zzt.. Euh..” desisku panjang dengan tubuh menegang menahan geli serta seperti terkena setrum saat kurasakan tangannya melintasi belahan kedua pahaku.
Apalagi telapak dan jemari tangannya berhenti tepat di tengah-tengah lipatan pahaku.
“Mass.. Eee” rintihku lebih panjang lagi dengan bergetar sambil memejapkan mata ketika kurasakan jemarinya mulai mengusap-usap belahan bibir vaginaku. Tangan Mas Aris terus menyentuh dan bergerak dari bawah ke atas lalu kembali turun lagi dan kembali ke atas lagi dengan perlahan sampai beberapa kali. Lalu mulai sedikit menekan hingga ujung telunjuknya tenggelam dalam lipatan bibir vaginaku yang mulai terasa berdenyut-denyut, gatal dan geli.

Tangannya yang terus meraba dan menggelitik-gelitik bagian dalam bibir vaginaku membuat birahiku jadi naik dengan cepatnya, apalagi sudah cukup lama tubuhku tidak pernah mendapatkan kehangatan lagi dari suamiku yang selalu sibuk dan sibuk. Entah siapa yang memulai duluan saat pikiranku sedang melayang kurasakan bibirku sudah beradu dengan bibirnya saling berpagut mesra, menjilat, mengecup, menghisap liur yang keluar dari dalam mulut masing-masing.

“Ouh.. Winie.. wajahmu cukup merangsang sekali Winie..!” ucapnya dengan nafasnya yang semakin memburu itu.
Setelah berkata begitu tubuhku ditarik hingga buah dadaku yang menantang itu tepat pada mukanya dan kemudian, “Ouh.. mas..” rintihku panjang dengan kepala menengadah kebelakan menahan geli bercampur nikmat yang tiada henti setelah mulutnya dengan langsung memagut buah dadaku yang ranum itu. Kurasakan mulutnya menyedot, memagut, bahkan menggigit-gigit kecil punting susuku sambil sekali-kali menarik-narik dengan giginya.

Entah mengapa perasaanku saat itu seperti takut, ngeri bahkan sebal bercampur aduk di dalam hati, namun ada perasaan nikmat yang luar biasa sekali seakan-akan ada sesuatu yang pernah lama hilang kini kembali datang merasuki tubuhku yang sedang dalam keadaan tidak berdaya dan pasrah. “Bruk..” tiba-tiba tangan Mas Aris melepaskan tubuhku yang sedang asyik-asyiknya aku menikmati sedalam-dalamnya tubuhku yang sedang melambung dan melayang-layang itu hingga tubuhku terjatuh di atas ranjang tidurku. Tidak berapa lama kemudian kurasakan bagian bibir vaginaku dilumat dengan buas seperti orang yang kelaparan. Mendapat serangan seperti itu tubuhku langsung menggelinjang-gelinjang dan rintihan serta erangan suaraku semakin meninggi menahan geli bercampur nikmat sampai-sampai kepalaku bergerak menggeleng ke kanan dan ke kiri berulang-ulang. Cukup lama mulutnya mencumbu dan melumati bibir vaginaku terlebih-lebih pada bagian atas lubang vaginaku yang paling sensitif itu.

“Aris.. sudah.. sudah.. ouh.. ampun Aar.. riss..” rintihku panjang dengan tubuh yang mengejang-ngejang menahan geli yang menggelitik bercampur nikmat yang luar biasa rasanya saat itu. Lalu kurasakan tangannya pun mulai rebutan dengan bibirnya. Kurasakan jarinya dicelup ke dalam lorong kecil kemaluanku dan mengorek-ngorek isi dalamnya.
“Ouh.. Ris..” desisku menikmati alur permainannya yang terus terang belum pernah kudapatkan bahkan dengan suamiku sendiri.
“Sabar Win.., saya suka sekali dengan lendirmu sayang!” suara supirku yang setengah bergumam sambil terus menjilat dan menghisap-hisap tanpa hentinya sampai beberapa menit lagi lamanya.
Setelah puas mulutnya bermain dan berkenalan dengan bibir kemaluanku yang montok itu si Aris lalu mendekati wajahku sambil meremas-remas buah dadaku yang ranum dan kenyal itu.

“Bu Winie.., saya entot sekarang ya.. sayang..” bisiknya lebih pelan lagi dengan nafas yang sudah mendesah-desah. “Eee..” pekikku begitu kurasakan di belahan pangkal pahaku ada benda yang cukup keras dan besar mendesak-desak setengah memaksa masuk belahan bibir vaginaku.
“Tenang sayang.. tenang.. dikit lagi.. dikit lagi..”
“Aah.. sak.. kiit..!” jeritku keras-keras menahan ngilu yang amat sangat sampai-sampai terasa duburku berdenyut-denyut menahan ngilunya. Akhirnya batang penis supirku tenggelam hingga dalam dibalut oleh lorong kemaluanku dan terhimpit oleh bibir vaginaku.

Beberapa saat lamanya, supirku dengan sengaja, penisnya hanya didiamkan saja tidak bergerak lalu beberapa saat lagi mulai terasa di dalam liang vaginaku penisnya ditarik keluar perlahan-lahan dan setelah itu didorong masuk lagi, juga dengan perlahan-lahan sekali seakan-akan ingin menikmati gesekan-gesekan pada dinding-dinding lorong yang rapat dan terasa bergerenjal-gerenjal itu. Makin lama gerakannya semakin cepat dan cepat sehingga tubuhku semakin berguncang dengan hebatnya sampai, “Ouhh..”
Tiba-tiba suara supirku dan suaraku sama-sama beradu nyaring sekali dan panjang lengkingannya dengan diikuti tubuhku yang kaku dan langsung lemas bagaikan tanpa tulang rasanya. Begitu pula dengan tubuh supirku yang langsung terhempas kesamping tubuhku.

“Sialan kamu Ris!” ucapku memecah kesunyian dengan nada geram.
Setelah beberapa lama aku melepas lelah dan nafasku sudah mulai tenang dan teratur kembali.
“Kamu gila Ris, kamu telah memperkosa istri majikanmu sendiri, tau!” ucapku lagi sambil memandang tubuhnya yang masih terkulai di samping sisiku.
“Bagaimana kalau aku hamil nanti?” ucapku lagi dengan nada kesal.
“Tenang Bu Winie.., saya masih punya pil anti hamil, Bu Winie.” ucapnya dengan tenang.
“Iya.. tapi kan udah telat!” balasku dengan sinis dan ketus.
“Tenang bu.. tenang.. setiap pagi ibu kan selalu minum air putih dan selama dua hari sebelumnya saya selalu mencampurkan dengan obatnya jadi Bu Winie enggak usah khawatir bakalan hamil bu,” ucapnya malah lebih tenang lagi.
“Ouh.. jadi kamu sudah merencanakannya, sialan kamu Ris..” ucapku dengan terkejut, ternyata diam-diam supirku sudah lama merencanakannya.
“Bagaimana Bu Winie..?”
“Bagaimana apanya? Sekarang kamu lepasin saya Ris..” kataku masih dengan nada kesal dan gemas.
“Maksudnya, tadi waktu di Entotin enak kan?” tanyanya lagi sambil membelai rambutku.
Wajahku langsung merah padam mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh supirku, namun dalam hati kecilku tidak dapat kupungkiri walaupun tadi dia sudah memperkosa dan menjatuhkan derajatku sebagai majikannya, namun aku sendiri turut menikmatinya bahkan aku sendiri merasakan organsime dua kali.

“Kok ngak dijawab sich!” tanya supirku lagi.
“Iya..iya, tapi sekarang lepasin talinya dong Aris!” kataku dengan menggerutu karena tanganku sudah pegal dan kaku.
“Nanti saja yach! Sekarang kita mandi dulu!” ucapnya sambil langsung menggendong tubuhku dan membawa ke kamar mandi yang berada di samping tempat ranjangku. Tubuhku yang masih lemah lunglai dengan kedua tangan dan kakiku yang masih terikat itu diletakkan di atas lantai keramik berwarna krem muda yang dingin tepat di bawah pancuran shower yang tergantung di dinding. Setelah itu supirku menyalakan lampu kamar mandiku dan menyalakan kran air hingga tubuhku basah oleh guyuran air dingin yang turun dari atas pancuran shower itu. Melihat tubuhku yang sudah basah dan terlihat mengkilat oleh pantulan lampu kamar mandi lalu Aris supirku berjongkok dekatku dan kemudian duduk di sampingku hingga tubuhnya pun turut basah oleh air yang turun dari atas.

Mata supirku yang memandangiku seperti terlihat lain dari biasanya, dia mulai mengusap rambutku yang basah ke belakang dengan penuh sayang seperti sedang menyayang seorang anak kecil. Lalu diambilnya sabun Lux cair yang ada di dalam botol dan menumpahkan pada tubuhku lalu dia mulai menggosok-gosok tubuhku dengan telapak tangannya. Pinggulku, perutku lalu naik ke atas lagi ke buah dadaku kiri dan kemudian ke buah dadaku yang kanan. Tangannya yang terasa kasar itu terus menggosok dan menggosok sambil bergerak berputar seperti sedang memoles mobil dengan cairan kits. Sesekali dia meremas dengan lembut buah dada dan punting susuku hingga aku merasa geli dibuatnya, lalu naik lagi di atas buah dadaku, pundakku, leherku lalu ke bahuku, kemudian turun lagi ke lenganku.
“Ah.. mas..” pekikku ketika tangannya kembali turun dan turun lagi hingga telapak tangannya menutup bibir vaginaku.
Kurasakan telapak tangannya menggosok-gosok bibir vaginaku naik turun dan kemudian membelah bibir vaginaku dengan jemari tangannya yang lincah dan cekatan dan kembali menggosok-gosokkannya hingga sabun Lux cair itu menjadi semakin berbusa.

Setelah memandikan tubuhku lalu dia pun membasuh tubuhnya sendiri sambil membiarkan tubuhku tetap bersandar di bawah pancuran shower. Usai membersihkan badan, supirku lalu menggendongku keluar kamar mandi dan menghempaskan tubuhku yang masih basah itu ke atas kasur tanpa melap tubuhku terlebih dahulu.
“Saya akan bawakan makanan ke sini yach!” ucapnya sambil supirku melilit handuk yang biasa kupakai kepinggangnya lalu ngeloyor ke luar kamarku tanpa sempat untuk aku berbicara. Sudah tiga tahun lebih aku tidak pernah merasakan kehangatan yang demikian memuncak, karena keegoisan suamiku yang selalu sibuk dengan pekerjaan. Memang dalam hal keuangan aku tidak pernah kekurangan. Apapun yang aku mau pasti kudapatkan, namun untuk urusan kewajiban suami terhadap istrinya sudah lama tidak kudapatkan lagi.

Entah mengapa perasaanku saat ini seperti ada rasa sedang, gembira atau.. entah apalah namanya. Yang pasti hatiku yang selama ini terasa berat dan bosan hilang begitu saja walaupun dalam hati kecilku juga merasa malu, benci, sebal dan kesal. Supirku cukup lama meninggalkan diriku sendirian, namun waktu kembali rupanya dia membawakan masakan nasi goreng dengan telor yang masih hangat serta segelas minuman kesukaanku. Lalu tubuhku disandarkan pada teralis ranjang.
“Biar saya yang suapin Bu Winie yach!” ucapnya sambil menyodorkan sesendok nasi goreng yang dibuatnya.
“Kamu yang masak Ris!” tanyaku ingin tahu.
“Iya, lalu siapa lagi yang masak kalau bukan saya, kan di rumah cuma tinggal kita berdua, si Wati kan udah saya suruh pulang duluan sebelum hujan tadi turun!” kata supirku.
“Ayo dicicipi!” katanya lagi.

Mulanya aku ragu untuk mencicipi nasi goreng buatannya, namun perutku yang memang sudah terasa lapar, akhirnya kumakan juga sesendok demi sesendok. Tidak kusangka nasi goreng buatannya cukup lumanyan juga rupanya. Tanpa terasa nasi goreng di piring dapat kuhabisi juga.
“Bolehkan saya memanggil Bu Winie dengan sebutan mbak?” tanyanya sambil membasuh mulutku dengan tissue.
“Boleh saja, memang kenapa?” tanyaku.
“Engga apa-apa, biar enak aja kedengaran di kupingnya.”

Kalau saya boleh manggil Mbak Winie, berarti Bu Winie eh.. salah maksudnya Mbak Winie, panggil saya Bang aja yach!” celetuknya meminta.
“Terserah kamu saja ” kataku.
“Sudah nggak capai lagi kan Mbak Winie!” sahut supirku.
“Memang kenapa!?” tanyaku.
“Masih kuatkan?” tanyanya lagi dengan senyum binal sambil mulai meraba-raba tubuhku kembali.
Aku tidak memberi jawaban lagi, hanya menunduk malu, tadi saja aku diperkosanya malah membuatku puas disetubuhinya apalagi untuk babak yang kedua kataku dalam hati. Sejujurnya aku tidak rela tubuhku diperkosanya namun aku tidak mampu untuk menolak permintaannya yang membuat tubuhku dapat melayang-layang di udara seperti dulu saat aku pertama kali menikah dengan suamiku.


Penelusuran :
cerita sekz, cerita sekd, cerita bokep

Saturday 13 August 2016

Cerita Seks : Aku Diperkosa Adikku dan Teman - temannya

Suatu hari, ketika aku pulang kuliah sore, aku menyempatkan diri ke kamar adikku mau mencari buku komik kesukaanku yang baru dipinjam tiga hari oleh adikku. Saat mencari-cari aku tidak sengaja menemukan beberapa VCD Porno di meja belajarnya dicampur dengan CD CD PSnya, aku kaget bukan main, karena tidak menyangka adikku suka nonton film-film porno, aku juga curiga akhir-akhir ini, ia pendiam, dan jarang ngobrol denganku, dan yang paling mencurigakan adalah ia barusan mengisi film kamera digitalnya dengan alasan mau memfoto-foto gadis yang mau diincarnya selama ini, aku tidak menyangka gadis yang dia incar selama ini adalah aku sendiri, saudara kandungnya. Tetapi karena orang tuaku sedang keluar kota, aku jadi tidak bisa memberitahu mereka tentang VCD pornonya selama ini, jadi aku biarkan saja. Besoknya, saat aku hendak pergi kuliah pukul setengah satu siang, dan kebetulan hari itu adikku sudah pulang dari sekolah, ia mengajak 3 orang temannya masuk ke dalam rumah dan nonton TV bersama, mereka si-A yang bertubuh kekar dan berkulit hitam legam, si-B yang berbadan gemuk tapi agak pendek, dan si-C yang kelihatan paling tua karena berbrewok agak lebat, mungkin umurnya sama denganku atau bahkan lebih tua.


Aku tidak pernah melihat mereka sebelumnya. Saat aku mau berangkat, aku sempat curiga dengan sikap adikku karena dia melihatku terus-menerus dan nafasnya juga agak terengah-engah, aku hanya mengira ia cuma kecapean pulang dari sekolah, ternyata tidak sebab tiga temannya tidak pada merasa kecapaian. Ia terus memandangi tubuhku dari atas kebawah, aku jadi agak takut apakah dia merasa terangsang melihat tubuh dan bajuku yang seksi, sebab aku memakai Hem ketat putih lengan pendek, B H ku yang berbentuk tali dan berwarna hitam untuk menutupi Teteku yang berukuran 36 B terlihat jelas karena memang agak transparan. Dan aku memakai celana jeans sangat ketat dengan sebagian C D ku nampak, dan Pantatku yang bulat dan sering diremas oleh kondektur bis saat naik dan turun dari bis kota terlihat lebih menonjol, apalagi kulitku juga putih bersih karena aku keturunan Cina di ayahku dan ibuku orang bandung. Aku memakai baju seksi ini karena aku mau tampil menarik di depan pacarku yang namanya Vandy yang baru 3 hari jadian. Saat mengambil kunci motorku, aku semakin penasaran karena teman-teman adikku memberikan uang ratusan ribu kepada adikku dan juga ikut memandangi tubuhku saat aku jalan di dekat mereka. Aku menduga mereka merasa terangsang oleh bau parfumku yang memang agak menyengat dan bertujuan untuk memberi rangsangan kepada cowok.
Saat aku hendak membuka pintu, dari belakang secara tiba-tiba aku disekap oleh tangan yang hitam, agak bau dan kotor, ternyata tangannya si-A teman adikku, aku kaget dan berontak tetapi sia-sia karena dia lebih tinggi dariku dan badannya juga lebih besar berkulit hitam dan karena aku melawan terus aku dipukul perutku oleh Rafi (adikku) sendiri, sehingga aku jadi lemas. Kemudian si-B teman adikku yang lain mengangkat kedua kakiku dan menggendongku bersama si-A ke ruang TV, sementara si-C mengeluarkan VCD Pornonya dari dalam tas, kemudian menyetelnya ke TV, mereka tersenyum-senyum, apalagi adikku lebih gembira sambil menghitung uang dari teman-temannya, aku sudah mengerti itu pasti uang untuk menikmati tubuhku yang masih suci ini untuk di Entot bersama-sama oleh mereka.Aku sudah pasrah hanya bisa meneteskan air mata ketika bajuku mulai dilepas kancing bajuku satu-persatu sambil diraba-raba dan diremas-remas Teteku oleh mereka, sementara wajahku diciumi, dijilati dan sedikit digigiti hidungku yang memang lebih mancung dari hidung adikku ini oleh Rafi, si-B melepaskan ikat pinggangku dan melepaskan celana jeansku, kemudian ia melucuti celana dalamku perlahan-lahan sambil meraba-raba pahaku," Wow paha Mba’ putih dan mulus banget hmm... Harum lagi " Sementara bagian atas, si-A sudah tidak sabar dan langsung menarik dan melepas tali B H ku, akhirnya aku telanjang bulat, mereka memandangiku seperti hewan kelaparan yang hendak memangsa buruannya sambil membuka seragam SMU Negeri mereka. Adikku langsung menerkam aku, aku hanya bisa memohon. " Jangan Dik, aku ini Mba’mu..." Tapi dia sudah tidak sabar dan langsung meremas-remas Teteku yang masih kencang dan putih bersih ini, lalu ia menggigit putingku yang belum pernah tersentuh lelaki lain hingga memerah, dibagian bawah kakiku si-C menggerayangiku dengan menjilati dan menggigiti " bulu-bulu "ku yang masih lebat.
Adikku melumat bibirku, lalu kebawah sambil menjilat-jilat kulit tubuhku sampai ke alat Vitalku dan melumat Vaginaku yang masih suci itu, aku hanya bisa menangis, lalu adikku mulai menegakkan Kontolnya sepanjang 19 cm itu ke atas Vaginaku, dan bicara. " Ok Mba’ waktunya ngambil keperawananmu Mba’... He he he " Jangan Fi, pleass… Ooch... Aduh.. Aauw sakit Fi " belum selesai aku bicara sudah dimasuki Kontol adikku. " Aach... Uuch masih seret tapi enak... Bener Mba’, Vaginamu ini Mba’ ! " Meski agak sulit menembus Vaginaku karena masih perawan, tapi ia terus memaksa sekuat-kuatnya. " Aach... Waow nikmatnya bukan main Vaginamu Mba’… Ooch… Yes ! " aku merasa kesakitan " Aach... Uuch... Udah Dik, sakit ! " Saat aku menjerit-jerit tiba-tiba mulutku disumbat Kontol yang lumayan besar, panjang, berwarna hitam dan bau air kencing ternyata itu penisnya si-A. " Ayo Mba’ di Isep nih Kontolku Ha... Ha... Ha, " aku hanya menangis terus, karena Vagina dan mulutku dihunjam Kontol yang besar. " Mmph... Mmpphh " Selama 10 menit Rafi mengeluarkan Kontolnya dan bergantian dengan 3 orang temannya, dan akhirnya selama setengah jam mereka menyemprotkan Sperma mereka ke lubang Vaginaku, hanya si-B yang mengeluarkan Spermanya ke mulutku.

Dan mereka merasa senang dan puas melihat aku menderita, setelah puas mereka mengikat tangan dan kakiku agar tidak kabur meskipun aku juga tidak mungkin bisa lari karena tubuhku sudah sangat lemas, dan mereka istirahat sambil merokok, minum-minuman penguat tenaga, kukira semua penderitaan ini sudah selesai. Satu jam kemudian setelah mereka merasa kuat karena minum jamu dan penguat tenaga lainnya, mereka melepaskan semua tali yang mengikatku, kemudian mengentotku lagi secara lebih brutal, si-C meletakkan aku di atasnya dengan posisi telentang dan langsung menghunjam Bolku dengan Kontolnya sambil meremas-remas Teteku dari bawah yang sudah mengencang kuat. " Aach... Ooch Bolmu seret Mba’, tapi wuenak tenan, " Aku hanya dapat menjerit kesakitan sambil menangis. " Aach... Jangan… Ooch.. Sakit Mas " Lalu adikku menghampiriku, dia berada tepat diatasku dan mengangkat kedua kakiku supaya mudah posisinya dan langsung memasukkan Kontolnya yang sudah menegang akibat efek minuman tadi ke Vaginaku yang masih mengeluarkan sedikit darah keperawanan, sambil berebutan dengan si-C yang sama-sama sedang meremas-remas Teteku yang semakin mengencang.

Aku hanya bisa mengerang kesakitan. " Aach... Uuch... Jangan Raf, kumohon sudah aja… Aach sakit... Oochh ! " saat mulutku menganga menjerit tiba-tiba disumbat oleh Kontol si-A. " Mmph... Mmpphh " Aku tidak bisa menjerit, semua lubang ditubuhku seperti mulut, Vagina, dan Bolku sudah disumbat Kontol berukuran besar dan panjang, karena ini pemerkosaan kedua jadi tidak selama yang pertama hanya 15 - 20 menit, sampai mereka menyemprotkan Sperma mereka bersamaan. Tapi karena si-B belum " menyerangku " dalam aksi keduanya, ia bergantian dengan adikku yang sudah lemas, ia menyuruhku berganti posisi dengan berlutut di sofa, ia mulai menjilat-jilat dan menampar-nampar Pantatku ini berkali-kali hingga memerah. " Wow Pantat Mba’ gede juga, mulus lagi " Karena Vaginaku masih terbuka ia langsung menghunjam keras secara cepat sambil menarik-narik Putingku selama kurang lebih 15 menit. " Aachh... Uuch… Sakit Mas udah dong Mas, aku dah cape sekali nih ! " Dan tubuhku yang sudah lemas ini dibalik dalam posisi telentang, lalu ia mengocokkan Kontolnya dan mengeluarkan Spermanya tepat diatas dadaku dan meratakan dengan kedua tangannya sambil meraba-raba tubuhku. Kini seluruh tubuhku berlumuran Sperma seperti mandi Sperma dari wajah hingga Pantat dan pinggul. Setelah merasa puas, adikku mengambil kamera digital dan memfotoku berkali-kali dengan posisi berbeda-beda dalam keadaan telanjang bulat, basah berlumuran Sperma dan memasukkan ke komputer untuk dikirim ke internet dengan cara mendownload ke sebuah website.
Dan mengancamku untuk tidak buka mulut kepada siapapun dan kalau bocor rahasia ini, akan disebar foto-foto Bugilku ke Kampusku termasuk Pacarku melalui email teman-temanku baik cowok maupun cewek, ia mengetahui email teman-temanku karena sudah membaca-baca buku catatan harianku, akhirnya aku pilih diam saja. 4 hari sesudah itu, adikku pulang bersama mereka lagi dan mengajak 5 orang teman lain untuk mengentotku lagi, rupanya mereka sudah mulai ketagihan dengan tubuhku ini, itu sudah pasti karena tubuhku ini hanya dijual murah oleh adikku, setiap orang membayar adikku Rp 500.000 untuk memperkosaku tanpa kondom sepuas-puasnya tapi jika memakai kondom hanya membayar Rp 300.000. Totalnya 8 orang tanpa adikku, karena adikku cuma menerima uang dari teman-temannya dan menghitungnya. Mereka berdelapan memperkosaku secara bergantian dan kadang bersamaan dengan lebih menyakitkan karena mereka juga menyiksaku secara hardcore (terus terang aku mengetahui arti hardcore setelah tragedi ini), adikku tidak ikut mengentotku karena setiap malam ia mengentotku terus dengan berbagai macam gaya yang ia tonton di VCD pornonya. Seminggu bisa 4 sampai 5 kali aku diperkosa teman-teman adikku, kadang sendirian kadang berkelompok, siang dan sore. Tetapi malam harinya oleh adikku sendiri.

Cerita Seks : Aku diperkosa berkali - kali

Cerita Seks yang akan saya coba kupas adalah mengenai cerita seks pemerkosaan yang menjadi sebuah kenikmatan. Gimana cerita sesungguhnya ? simak saja ceritanya sebagai berikut. Suasana haru mengirnigi perceraian ortuku,Itu aku sangat terpuruk atas kejadian naas,aku tak lagi percaya semua itu.Tapi mereka semua tetep suport aku untuk selalu belajar aku menatap kehidupan yang cerah dan terarah.TIdak seperti kisah orang tuaku yang gagal dalam membina rumah tangga,anak nya”aku”menjadi korban atas ke egoisan mereka.Tapi aku terima dengan iklas dengan apa yang sedang menimpaku berharap ada sebuah keajaiban pada akhirnya.Hingga aku berhasil dalam memasuki pergurang tinggi Negri kedua ortu bangga terhadapku,Aku senang walau kadang aku tak percaya bahwa mereka tak bersama kulagi.Keluargaku saat itu hidup berkecukupan. Ayahku yang berkedudukan sebagai seorang pejabat teras sebuah departemen memang memberikan nafkah yang cukup bagiku dan ibuku, walaupun ia bekerja secara jujur dan jauh dari korupsi, tidak seperti pejabat-pejabat lain pada umumnya.

Dari segi materi, memang aku tidak memiliki masalah, begitu pula dari segi fisikku. Kuakui, wajahku terbilang cantik, mata indah, hidung bangir, serta dada yang membusung walau tidak terlalu besar ukurannya. Semua itu ditambah dengan tubuhku yang tinggi semampai, sedikit lebih tinggi dari rata-rata gadis seusiaku, memang membuatku lebih menonjol dibandingkan yang lain. Bahkan aku menjadi mahasiswi baru primadona di kampus.

Akan tetapi karena pengawasan orang tuaku yang ketat, di samping pendidikan agamaku yang cukup kuat, aku menjadi seperti anak mama. Tidak seperti remaja-remaja pada umumnya, aku tidak pernah pergi keluyuran ke luar rumah tanpa ditemani ayah atau ibu.

Namun setelah perceraian itu terjadi, dan aku ikut ibuku yang menikah lagi dua bulan kemudian dengan duda berputra satu, seorang pengusaha restoran yang cukup sukses, aku mulai berani pergi keluar rumah tanpa didampingi salah satu dari orang tuaku. Itupun masih jarang sekali. Bahkan ke diskotik pun aku hanya pernah satu kali. Itu juga setelah dibujuk rayu oleh seorang laki-laki teman kuliahku. Setelah itu aku kapok. Mungkin karena baru pertama kali ini aku pergi ke diskotik, baru saja duduk sepuluh menit, aku sudah merasakan pusing, tidak tahan dengan suara musik disko yang bising berdentam-dentam, ditambah dengan bau asap rokok yang memenuhi ruangan diskotik tersebut.

“Don, kepala gue pusing. Kita pulang aja yuk.”
“Alaa, Mer. Kita kan baru sampai di sini. Masa belum apa-apa udah mau pulang. Rugi kan. Lagian kan masih sore.”
“Tapi gue udah tidak tahan lagi.”
“Gini deh, Mer. Gue kasih elu obat penghilang pusing.”
Temanku itu memberikanku tablet yang berwarna putih. Aku pun langsung menelan obat sakit kepala yang diberikannya.
“Gimana sekarang rasanya? Enak kan?”
Aku mengangguk. Memang rasanya kepalaku sudah mulai tidak sakit lagi. Tapi sekonyong-konyong mataku berkunang-kunang. Semacam aliran aneh menjalari sekujur tubuhku. Antara sadar dan tidak sadar, kulihat temanku itu tersenyum. Kurasakan ia memapahku keluar diskotik. “Ini cewek lagi mabuk”, katanya kepada petugas keamanan diskotik yang menanyainya. Lalu ia menjalankan mobilnya ke sebuah motel yang tidak begitu jauh dari tempat itu.

Setiba di motel, temanku memapahku yang terhuyung-huyung masuk ke dalam sebuah kamar. Ia membaringkan tubuhku yang tampak menggeliat-geliat di atas ranjang. Kemudian ia menindih tubuhku yang tergeletak tak berdaya di kasur. Temanku dengan gemas mencium bibirku yang merekah mengundang. Kedua belah buah dadaku yang ranum dan kenyal merapat pada dadanya. Darah kelaki-lakiannya dengan cepat semakin tergugah untuk menggagahiku. “Ouuhhh… Don!” desahku.

Temanku meraih tubuhku yang ramping. Ia segera mendekapku dan mengulum bibirku yang ranum. Lalu diciuminya bagian telinga dan leherku. Aku mulai menggerinjal-gerinjal. Sementara itu tangannya mulai membuka satu persatu kancing blus yang kupakai. Kemudian dengan sekali sentakan kasar, ia menarik lepas tali BH-ku, sehingga tubuh bagian atasku terbuka lebar, siap untuk dijelajahi. Tangannya mulai meraba-raba buah dadaku yang berukuran cukup besar itu. Terasa suatu kenikmatan tersendiri pada syarafku ketika buah dadaku dipermainkan olehnya. “Don… Ouuhhh… Ouuhhh…” rintihku saat tangan temanku sedang asyik menjamah buah dadaku.

Tak lama kemudian tangannya setelah puas berpetualang di buah dadaku sebelah kiri, kini berpindah ke buah dadaku yang satu lagi, sedangkan lidahnya masih menggumuli lidahku dalam ciuman-ciumannya yang penuh desakan nafsu yang semakin menjadi-jadi. Lalu ia menanggalkan celana panjangku. Tampaklah pahaku yang putih dan mulus itu. Matanya terbelalak melihatnya. Temanku itu mulai menyelusupkan tangannya ke balik celana dalamku yang berwarna kuning muda. Dia mulai meremas-remas kedua belah gumpalan pantatku yang memang montok itu.

“Ouh… Ouuh… Jangan, Don! Jangan! Ouuhhh…” jeritku ketika jari-jemari temanku mulai menyentuh bibir kewanitaanku. Namun jeritanku itu tak diindahkannya, sebaliknya ia menjadi semakin bergairah. Ibu jarinya mengurut-urut klitorisku dari atas ke bawah berulang-ulang. Aku semakin menggerinjal-gerinjal dan berulang kali menjerit.

Kepala temanku turun ke arah dadaku. Ia menciumi belahan buah dadaku yang laksana lembah di antara dua buah gunung yang menjulang tinggi. Aku yang seperti tersihir, semakin menggerinjal-gerinjal dan merintih tatkala ia menciumi ujung buah dadaku yang kemerahan. Tiba-tiba aku seperti terkejut ketika lidahnya mulai menjilati ujung puting susuku yang tidak terlalu tinggi tapi mulai mengeras dan tampak menggiurkan. Seperti mendapat kekuatanku kembali, segera kutampar wajahnya. Temanku itu yang kaget terlempar ke lantai. Aku segera mengenakan pakaianku kembali dan berlari ke luar kamar. Ia hanya terpana memandangiku. Sejak saat itu aku bersumpah tidak akan pernah mau ke tempat-tempat seperti itu lagi.

Sudah dua tahun berlalu aku dan ibuku hidup bersama dengan ayah dan adik tiriku, Rudi, yang umurnya tiga tahun lebih muda dariku. Kehidupan kami berjalan normal seperti layaknya keluarga bahagia. Aku pun yang saat itu sudah di semester enam kuliahku, diterima bekerja sebagai teller di sebuah bank swasta nasional papan atas. Meskipun aku belum selesai kuliah, namun berkat penampilanku yang menarik dan keramah-tamahanku, aku bisa diterima di situ, sehingga aku pun berhak mengenakan pakaian seragam baju atas berwarna putih agak krem, dengan blazer merah yang sewarna dengan rokku yang ujungnya sedikit di atas lutut.

Sampai suatu saat, tiba-tiba ibuku terkena serangan jantung. Setelah diopname selama dua hari, ibuku wafat meninggalkan aku. Rasanya seperti langit runtuh menimpaku saat itu. Sejak itu, aku hanya tinggal bertiga dengan ayah tiriku dan Rudi.

Sepeninggal ibuku, sikap Rudi dan ayahnya mulai berubah. Mereka berdua beberapa kali mulai bersikap kurang ajar terhadapku, terutama Rudi. Bahkan suatu hari saat aku ketiduran di sofa karena kecapaian bekerja di kantor, tanpa kusadari ia memasukkan tangannya ke dalam rok yang kupakai dan meraba paha dan selangkanganku. Ketika aku terjaga dan memarahinya, Rudi malah mengancamku. Kemudian ia bahkan melepaskan celana dalamku. Tetapi untung saja, setelah itu ia tidak berbuat lebih jauh. Ia hanya memandangi kewanitaanku yang belum banyak ditumbuhi bulu sambil menelan air liurnya. Lalu ia pergi begitu saja meninggalkanku yang langsung saja merapikan pakaianku kembali. Selain itu, Rudi sering kutangkap basah mengintip tubuhku yang bugil sedang mandi melalui lubang angin kamar mandi. Aku masih berlapang dada menerima segala perlakuan itu. Pada saat itu aku baru saja pulang kerja dari kantor. Ah, rasanya hari ini lelah sekali. Tadi di kantor seharian aku sibuk melayani nasabah-nasabah bank tempatku bekerja yang menarik uang secara besar-besaran. Entah karena apa, hari ini bank tempatku bekerja terkena rush. Ingin rasanya aku langsung mandi. Tetapi kulihat pintu kamar mandi tertutup dan sedang ada orang yang mandi di dalamnya. Kubatalkan niatku untuk mandi. Kupikir sambil menunggu kamar mandi kosong, lebih baik aku berbaring dulu melepaskan penat di kamar. Akhirnya setelah melepas sepatu dan menanggalkan blazer yang kukenakan, aku pun langsung membaringkan tubuhku tengkurap di atas kasur di kamar tidurnya. Ah, terasa nikmatnya tidur di kasur yang demikian empuknya. Tak terasa, karena rasa kantuk yang tak tertahankan lagi, aku pun tertidur tanpa sempat berubah posisi.

Aku tak menyadari ada seseorang membuka pintu kamarku dengan perlahan-lahan, hampir tak menimbulkan suara. Orang itu lalu dengan mengendap-endap menghampiriku yang masih terlelap. Kemudian ia naik ke atas tempat tidur. Tiba-tiba ia menindih tubuhku yang masih tengkurap, sementara tangannya meremas-remas belahan pantatku. Aku seketika itu juga bangun dan meronta-ronta sekuat tenaga. Namun orang itu lebih kuat, ia melepaskan rok yang kukenakan. Kemudian dengan secepat kilat, ia menyelipkan tangannya ke dalam celana dalamku. Dengan ganasnya, ia meremas-remas gumpalan pantatku yang montok. Aku semakin memberontak sewaktu tangan orang itu mulai mempermainkan bibir kewanitaanku dengan ahlinya. Sekali-sekali aku mendelik-delik saat jari telunjuknya dengan sengaja berulang kali menyentil-nyentil klitorisku.

“Aahh! Jangaann! Aaahh…!” aku berteriak-teriak keras ketika orang itu menyodokkan jari telunjuk dan jari tengahnya sekaligus ke dalam kewanitaanku yang masih sempit itu, setelah celana dalamku ditanggalkannya. Akan tetapi ia mengacuhkanku. Tanpa mempedulikan aku yang terus meronta-ronta sambil menjerit-jerit kesakitan, jari-jarinya terus-menerus merambahi lubang kenikmatanku itu, semakin lama semakin tinggi intensitasnya.

Aku bersyukur dalam hati waktu orang itu menghentikan perbuatan gilanya. Akan tetapi tampaknya itu tidak bertahan lama. Dengan hentakan kasar, orang itu membalikkan tubuhku sehingga tertelentang menghadapnya. Aku terperanjat sekali mengetahui siapa orang itu sebenarnya.
“Rudi… Kamu…” Rudi hanya menyeringai buas.
“Eh, Mer. Sekarang elu boleh berteriak-teriak sepuasnya, tidak ada lagi orang yang bakalan menolong elu. Apalagi si nenek tua itu sudah mampus!”
Astaga Rudi menyebut ibuku, ibu tirinya sendiri, sebagai nenek tua. Keparat.

“Rudi! Jangan, Rudi! Jangan lakukan ini! Gue kan kakak elu sendiri! Jangan!”
“Kakak? Denger, Mer. Gue tidak pernah nganggap elu kakak gue. Siapa suruh elu jadi kakak gue. Yang gue tau cuma papa gue kawin sama nenek tua, mama elu!”
“Rudi!”
“Elu kan cewek, Mer. Papa udah ngebiayain elu hidup dan kuliah. Kan tidak ada salahnya gue sebagai anaknya ngewakilin dia untuk meminta imbalan dari elu. Bales budi dong!”
“Iya, Rudi. Tapi bukan begini caranya!”
“Heh, yang gue butuhin cuman tubuh molek elu, tidak mau yang lain. Gue tidak mau tau, elu mau kasih apa tidak!”
“Errgh…”

Aku tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Mulut Rudi secepat kilat memagut mulutku. Dengan memaksa ia melumat bibirku yang merekah itu, membuatku hampir tidak bisa bernafas. Aku mencoba meronta-ronta melepaskan diri. Tapi cekalan tangan Rudi jauh lebih kuat, membuatku tak berdaya. “Akh!” Rudi kesakitan sewaktu kugigit lidahnya dengan cukup keras. Tapi, “Plak!” Ia menampar pipiku dengan keras, membuat mataku berkunang-kunang. Kugeleng-gelengkan kepalaku yang terasa seperti berputar-putar.

Tanpa mau membuang-buang waktu lagi, Rudi mengeluarkan beberapa utas tali sepatu dari dalam saku celananya. Kemudian ia membentangkan kedua tanganku, dan mengikatnya masing-masing di ujung kiri dan kanan tempat tidur. Demikian juga kedua kakiku, tak luput diikatnya, sehingga tubuhku menjadi terpentang tak berdaya diikat di keempat arah. Oleh karena kencangnya ikatannya itu, tubuhku tertarik cukup kencang, membuat dadaku tambah tegak membusung. Melihat pemandangan yang indah ini membuat mata Rudi tambah menyalang-nyalang bernafsu.

Tangan Rudi mencengkeram kerah blus yang kukenakan. Satu persatu dibukanya kancing penutup blusku. Setelah kancing-kancing blusku terbuka semua, ditariknya blusku itu ke atas. Kemudian dengan sekali sentakan, ditariknya lepas tali pengikat BH-ku, sehingga buah dadaku yang membusung itu terhampar bebas di depannya.

“Wow! Elu punya toket bagus gini kok tidak bilang-bilang, Mer! Auum!” Rudi langsung melahap buah dadaku yang ranum itu. Gelitikan-gelitikan lidahnya pada ujung puting susuku membuatku menggerinjal-gerinjal kegelian. Tapi aku tidak mampu berbuat apa-apa. Semakin keras aku meronta-ronta tampaknya ikatan tanganku semakin kencang. Sakit sekali rasanya tanganku ini. Jadi aku hanya membiarkan buah dada dan puting susuku dilumat Rudi sebebas yang ia suka. Aku hanya bisa menengadahkan kepalaku menghadap langit-langit, memikirkan nasibku yang sial ini.

“Aaarrghh… Rudi! Jangaannn..!” Lamunanku buyar ketika terasa sakit di selangkanganku. Ternyata Rudi mulai menghujamkan kemaluannya ke dalam kewanitaanku. Tambah lama bertambah cepat, membuat tubuhku tersentak-sentak ke atas. Melihat aku yang sudah tergeletak pasrah, memberikan rangsangan yang lebih hebat lagi pada Rudi. Dengan sekuat tenaga ia menambah dorongan kemaluannya masuk-keluar dalam kewanitaanku. Membuatku meronta-ronta tak karuan.

“Urrgh…” Akhirnya Rudi sudah tidak dapat menahan lagi gejolak nafsu di dalam tubuhnya. Kemaluannya menyemprotkan cairan-cairan putih kental di dalam kewanitaanku. Sebagian berceceran di atas sprei sewaktu ia mengeluarkan kemaluannya, bercampur dengan darah yang mengalir dari dalam kewanitaanku, menandakan selaput daraku sudah robek olehnya. Karena kelelahan, tubuh Rudi langsung tergolek di samping tubuhku yang bermandikan keringat dengan nafas terengah-engah.

“Braak!” Aku dan Rudi terkejut mendengar pintu kamar terbuka ditendang cukup keras. Lega hatiku melihat siapa yang melakukannya.
“Papa!”
“Rudi! Apa-apa sih kamu ini?! Cepat kamu bebaskan Merry!”
Ah, akhirnya neraka jahanam ini berakhir juga, pikirku. Rudi mematuhi perintah ayahnya. Segera dibukanya seluruh ikatan di tangan dan kakiku. Aku bangkit dan segera berlari menghambur ke arah ayah tiriku.
“Sudahlah, Mer. Maafin Rudi ya. Itu kan sudah terjadi”, kata ayah tiriku menenangkan aku yang terus menangis dalam dekapannya.
“Tapi, Pa. Gimana nasib Meriska? Gimana, Pa? Aaahh… Papaa!” tangisanku berubah menjadi jeritan seketika itu juga tatkala ayah tiriku mengangkat tubuhku sedikit ke atas kemudian ia menghujamkan kemaluannya yang sudah dikeluarkannya dari dalam celananya ke dalam kewanitaanku.

“Aaahh… Papaa… Jangaaan!” Aku meronta-ronta keras. Namun dekapan ayah tiriku yang begitu kencang membuat rontaanku itu tidak berarti apa-apa bagi dirinya. Ayah tiriku semakin ganas menyodok-nyodokkan kemaluannya ke dalam kewanitaanku. Ah! Ayah dan anak sama saja, pikirku, begitu teganya mereka menyetubuhi anak dan kakak tiri mereka sendiri.

Aku menjerit panjang kesakitan sewaktu Rudi yang sudah bangkit dari tempat tidur memasukkan kemaluannya ke dalam lubang anusku. Aku merasakan rasa sakit yang hampir tak tertahankan lagi. Ayah dan kakak tiriku itu sama-sama menghunjam tubuhku yang tak berdaya dari kedua arah, depan dan belakang. Akibat kelelahan bercampur dengan kesakitan yang tak terhingga akhirnya aku tidak merasakan apa-apa lagi, tak sadarkan diri. Aku sudah tidak ingat lagi apakah Rudi dan ayahnya masih mengagahiku atau tidak setelah itu.

Beberapa bulan telah berlalu. Aku merasa mual dan berkali-kali muntah di kamar mandi. Akhirnya aku memeriksakan diriku ke dokter. Ternyata aku dinyatakan positif hamil. Hasil diagnosa dokter ini bagaikan gada raksasa yang menghantam wajahku. Aku mengandung? Kebingungan-kebingungan terus-menerus menyelimuti benakku. Aku tidak tahu secara pasti, siapa ayah dari anak yang sekarang ada di kandunganku ini. Ayah tiriku atau Rudi. Hanya mereka berdua yang pernah menyetubuhiku. Aku bingung, apa status anak dalam kandunganku ini. Yang pasti ia adalah anakku. Lalu apakah ia juga sekaligus adikku alias anak ayah tiriku? Ataukah ia juga sekaligus keponakanku sebab ia adalah anak adik tiriku sendiri?
Tolongkah aku, wahai pembaca yang budiman!

Incoming Search : 
cerita bokep, cerita seks, cerita sexs, cerita sec, kisah seks, kisah sexs, kisah sec, cerita secx, cerita seru, cerita esek2, cerita sekk, cerita seek, cerita dewasa, cerita sek sual

Friday 12 August 2016

Streaming Video : Hijab Girl Fucked


This is the preview of streaming
WATCH STREAMING VIDEO HERE



Download Vidio Bokep, Download Video bokep 3gp, Download Bokep terbaru, video bokep, bokep jilbab, jilbab ngentot, jilbab sexs, video sexs

Streaming Video : Mature Hijab Get Fucking


Watch this streaming Video, A Hijab mature woman get fucking.  I like her desire.



Janda Jilbab Gatal dan Menantang

  

Masturbasi lalu Eksekusi gan.. Aghh

          
 
Copyright © 2013 Enjoy All of This
Share on Blogger Template Free Download. Powered byBlogger